Rabu, 12 Maret 2008

kimia dasar yanuar





ambil yang positif ajha yang ga' janganPERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I. Tujuan Percobaan
a) Mahasiswa dapat mengenal alat-alat sederhana yang digunakan di laboratorium kimia.
b) Mahasiswa dapat menentukan nama dan fungsi alat-alat laboratorium kimia.

II. Dasar Teori
Sebelum melakukan penelitian, dilakukanlah pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian dapat berjalan lancar, haruslah kita mengenal alat-alat dan fungsinya.
Alat-alat sederhana yang digunakan dalam laboratorium kimia antara lain

A. Peralatan Pemanas
a. Pembakar
Api yang berwarna kuning, bercahaya terang dan berjelaga akan terbentuk jika sedikit udara. Api ini tidak boleh digunakan untuk pemanasan reaksi, sebab kurang panas dan mengotori alat-alat yang akan dipanaskan. Dalam hal ini sebaiknya kita menggunakan api yang dihasilkan oleh spiritus, api yang dihasilkan biru jadi panasnya lebih banyak dan tidak mengotori peralatan.

b. Kaki tiga
Dipergunakan sebagai tungku, dimana diatasnya terletak wadah bahan-bahan yang dipanaskan dan diantara ketiga kakinya tempat api untuk pemanasan.

c. Segitiga porselin
Digunakan sebagai alat penopang wadah bahan-bahan seperti cawan proselin yang dipanaskan diatas kaki tiga.

d. Kasa
Dipergunakan sebagai perata panas sekaligus alas wadah yang dipanaskan.

e. Penjepit
Terbuat dari kayu atau kawat, digunakan sebagai pembantu pengambilan alat-alat yang sukar / tidak boleh diambil dengan tangan. Misalnya pengambilan botol-botol timbang, alat-alat panas, dan sebagainya.

f. Pemanas air
digunakan untuk memanaskan suatu zat dengan menggunakan uap air.

g. Cawan Porselin (crucible)
untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi, mengabukan kertas saring, menguraikan endapan dalam gravimetric sehingga menjadi bentuk stabil.

h. Pinggan porselin (evaporating dish)
Untuk menguapkan sehingga lebih pekat atau menjadi kering,b mengkristalkan zat dan untuk menyublimasikan zat.
B. Alat-alat untuk Mereaksikan Zat
a. Tabung reaksi
Digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. Jika perlu dilakukan pengocokan, arah pengocokan memutar kesamping, dan tabung diisi tidak lebih setengahnya. Jika perlu pemanasan harus dilakukan dengan hati-hati, tabung dipegang miring.

b. Gelas piala
Disebut juga gelas beaker, untuk mereaksikan cairan, memanaskan dan membuat endapan dalam jumlah besar. Jika memanaskan cairan, gelas piala ditutup dengan gelas arloji.

c. Erlenmeyer
Kegunaannya seperti gelas piala, tetapi tidak digunakan untuk membuat endapan yang perlu disaring. Erlenmeyer terutama digunakan untuk titrasi.

C. Alat-alat pengukuran volume
a. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala dan terdiri dari bermacam-macam ukuran. Jangan digunakan mengukur larutan/pelarut yang panas.
Cara menggunakan : gelas ukur dipegang dengan tangan dan ibu jari menuju batas volume yang di kehendaki. Gelas ukur diangkat sehingga batas volume setinggi mata dan cairan dituangkan sampai batas volume.

b. Pipet, ada beberapa jenis, yaitu :
§ Pipet Gondok
Pada bagian tengah pipet gondok ada bagian yang membesar (gondok) sedangkan ujunganya runcing. Pipet ini digunakan untuk mengambil dengan tepat sejumlah larutan tertentu. Alat ini lebih tepat dari pada gelas ukur, dan mempunyai ukuran yang bermacam-macam.

§ Pipet ukur
Beda dengan pipet gondok, pipet ini semua bagiannya sama. Digunakan untuk mengambil sejumlah larutan tertentu. Alat ini lebih tepat dari pada gelas ukur, dan mempunyai ukuran yang bermacam-macam volume.

§ Pipet Pasteur ( pipet tetes )
Digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah yang kecil.

c. Buret
Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yan digunakan untuk menitrasi ditempatkan dalam buret,dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala. Setipa kali hendak mencatat letak meniscus cairan buret sejajar dengan mata supaya tidak terjadi kesalahan paralaks.

d. Labu ukur/takar
Merupakan alat pengukur volume yang teliti, digunakan untuk melarutkan sejumlah zat padat menjadi larutan dengan konsentrasi tertentu atau mengencerkan suatu larutan sehingga mempunyai konsentrasi tertentu. Jangan digunakan untuk mengukur larutan / pelarut yang panas.
Cara pemakaian : zat padat atau cairan dimasukkan kedalam labu ukur dan ditambah pelarut. Sebelum tanda tera / tanda batas, dinding dalam di atas tanda tera di keringkan dan penambahan pelarut diteruskan dengan sangat hati-hati ( ditetes denan pipet ) sampai meniscus mencapai lingkaran tera. Labu ukur ditutup dan isinya dikocok dengan membalik labu beberapa kali.

D. Peralatan Laboratorium Lainnya
a. Pengaduk Gelas
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksi kimia, sebagai perantara, dan membersihkan endapan pada dinding bejana. Dipakai juga untuk menolong pada waktu menuang/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.

b. Corong
Digunakan untuk memasukan cairan kedalam suatu temapt yang bermulut kecil, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya, dan juga untuk menyaring endapan dengan kertas saring.
Memasukan cairan : corong diangkat sedikit demi sedikit atau sedikit diganjal, sehingga ada jarak antara dinding corong dengan dinding wadah. Dengan demikian udara dapat keluar dan cairan dapat mengalir dengan lancar.

c. Gelas arloji
Digunakan untuk menutup bejana lain pada waktu pemanasan dan sebagainya dan untuk menguapkan suatu cairan, juga untuk tempat menimbang zat yang berbentuk kristal.



d. Klem Buret
Alat ini digunakan untuk memegang buret bersama standar buret. Bila perlu dalam penggunaannya diperlukan juga pemegang klem (statif).

e. Botol Semprot
Digunakan untuk mengeluarkan air / cairan dalam jumlah terbatas, membilas alat-alat gelas dan membersihkan dinding-dinding bejana dari sisa endapan.

f. Sendok tanduk dan stainless steel
untuk mengambil zat dalam bentuk padatan

g. Lumping dan alu (mortar dan pestle )
untuk menghaluskan padatan

h. Pengisap gondok / pipetting ball
alat Bantu untuk mengambil larutan / cairan, terutama cairan yang berbahaya.

III. Prosedur Percobaan








ASISTEN LAB
PAKTIKANIII. HASIL PENGAMATAN
NO
NAMA
BAHAN
UKURAN
FUNGSI
GAMBAR
1
Corong
Plastik
Kaca

Membantu memasukkan cairan kedalam lubang wadah yang bermulut kecil dan sebagai bagian dari system penyaringan endapan dengan kertas saring
2

Spatula
Besi

Untuk mengambil zat dalam bentuk padatan yang tidak bisa diambil dengan tangan

3
Batang Pengaduk
Kaca

Untuk mengaduk suatu campuran/larutan di dalam suatu reaksi, perantara atau alat Bantu memindahkan larutan, dan pembersih endapan pada dinding-dinding bejana.
4
Pelat Tetes
Porselin

Untuk mereaksikan suatu zat dalam jumlah sedikit
5
Pinset
Besi

Untuk mengambil benda yang tipis yang tidak bisa diambil dengan tangan.

NO
NAMA
BAHAN
UKURAN
FUNGSI
GAMBAR
6
Penjepit Kayu
kayu

Untuk menjepit tabung reaksi dalam keadaan panas dan digunakan juga disaat memanaskan tabung.

7
Gelas Kimia
Beroksilikat
50 ml
100 ml
150 ml
250 ml
500 ml
1000 ml
Untukmereaksikan 2 zat atau lebih dalam jumlah besar
8
Tabung Reaksi
Beroksilikat
Besar dan kecil
Untuk mereaksikan zat kimia dalam jumlah yang sedikit.
9
Gelas Ukur
Beroksilikat
50 ml
100 ml
250 ml
1000 ml
Untuk mengukur zat kimia / larutan dalam bentuk cairan (volume)
10
Labu
Erlenmeyer
Beroksilikat
50 ml
100 ml
250 ml
1000 ml
Untuk wadah titrasi dan mereaksikan suatu zat kimia.
11
Pipet Tetes
Kaca
Plastic
karet
Panjang
Pendek
Untuk mengmbil larutan dalam jumlah kecil




NO
NAMA
BAHAN
UKURAN
FUNGSI
GAMBAR

12
Kaca Arloji

Beroksilikat

Sebagai wadah dalam penimbangan zat padat dan sebagai penutup gelas pada saat penguapan untuk bahan yang hidroskopis.
13
Ballfiller
Karet

Untuk memompa pemipetan; pada tombol A tempat keluar masuk udara, tombol S untuk menyedot masuk larutan, tombol E untuk mengeluarkan larutan.
\


14
Pipet Gondok
Beroksilat
25 ml
50ml
10 ml
Untuk mengambil jumlah larutan yang lebih akurat

15
Neraca
Ohaus
Besi

Untuk menimbang suatu zat yang sebelumnya neraca tersebut telah di kalibrasi.


NO
NAMA
BAHAN
UKURAN
FUNGSI
GAMBAR
16
Labu Ukur
beroksilikat
25 ml
50 ml
100 ml
250 ml
500 ml
1000 ml
Untuk melarutkan/ mengencerkan larutan dalam suatu reaksi
17
Pipet Ukur
beroksilikat
10 ml
20 ml
Untuk mengambil jumlah larutan yang lebih tepat dan pengukuran yang lebih teliti.
18
Cawan
Porselin
(Crucible)
Porselin

Tempat mereaksikan zat dalam suhu yang tinggi,danpenguapan.
19
Kasa Asbes
Besi
Asbes

Alat pembakar untuk meratakan panas dan nyala api yang stabil.
20
Kaki Tiga
Besi

Sebagai tungku atau tempat Penahan untuk pemanasan
21
Pembakar
Bunsen
Kaca

Alat untuk membakar atau pemanas dalam suatu reaksi.
22
Klem Corong Pisah
Besi

Untuk menyangga
23
Corong Pisah
Beroksilikat
250 ml
Untuk memisahkan 2 zat yang tidak bisa larut.
24
Batang Statif
Besi

Untuk tempat menempelnya klem.





IV. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat-alat laboratorium kimia maka dapat disimpulkan :
- Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi dari alat-alat yang digunakan di laboratorium kimia.
- Dengan praktikan mengetahui alat-alat dan fungsinya dari masing-masing alat tersebut yang ada di laboratorium maka akan mempermudah dan memperlancar praktikan itu sendiri dalam melakukan praktikum, khususnya praktikum di laboratorium kimia.
Daftar Pustaka

Sutresna, Nana.2004.Kimia SMA Kelas XI. Jilid 2B.
Bandung : Grafindo.

Solehudin, Didin.2004.Kimia SMA Kelas XI. Jilid 2B.
Bandung : Grafindo.

Brady, J.E. & J.R. Holum. 1988. Fundamentals of Chemistry.
Edisi Ketiga. New York : John Wiley & Sons.

Sevenair, J. & A. R. Burkett. 1997. Introductory Chemistry.
Dubuque : Wm. C. Brown.

Tim, Penyusun Kimia Dasar I. 2007. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I.
Pontianak : UNTAN.

Achmad, Hiskia. 1993. penuntun Dasar- Dasar Praktikum Kimia.
Jakarta : DEPDIKBUD.






PERCOBAAN 2
PEMBUATAN LARUTAN

I. Tujuan Percobaan
Kita dapat membuat larutan dalam berbagai satuan konsentrasi

II. Dasar Teori
Larutan merupakan campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut. Dalam larutan daripada satu zat di dalam zat lain, zat yang dilarutkan sebagai zat terlarut atau solute, zat yang melarutkan zat terlarut itu juga disebut pelarut atau solven. Bila satu zat terdapat jumlah yang relative lebih banyak dari yang lain, maka zat itulah yang biasa dianggap sebagai zat pelarut. Bila kedua zat itu hampir sama banyaknya, maka tentulah tidak mudah menentukan zat yang mana yang menjadi sebagai pelarut, dan biasanya penentuan ini dilakukan secara sembarang. Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dan pelarut dikenal beberapa istilah konsentrasi / kelarutan.

v Konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisika
Bila kita menggunakan satuan fisika, konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan salah satu cara-cara berikut ini :
Dengan massa zat terlarut persatuan volume larutan
contoh : 20 gr KCl per liter satuan
Dengan persen komposisi atau jumlah satuan massa pelarut per 100 satuan massa larutan
Dengan massa zat terlarut per massa pelarut
contoh : 5,2 gr Na Cl S dalam 100 gr air


v Konsentrasi dinyatakan dalam satuan kimia yang dapat dinyatakan dengan :
Molaritas / molar (M)
Molar (M) adalah jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1 liter larutan. Satuan molar adalah mol/liter
Contoh : larutan HCl 0,6 M ( molar ) artinya terdapat 0,6 mol HCl dalam setiap 1 liter larutan HCl atau 0,6 mol HCl ditambah air sampai menjadi 1 liter larutan HCl
Konsentrasi molar larutan :
M = atau M = X

Molalitas / molal (m)
molal adalah banyaknya zat terlariut yang terdapat dalam 1000 gr ( 1 Kg) pelarut. Satuan molal adalah mol/Kg.
Contoh : larutan NaOH 0,6 m artinya larutan yang dibuat dengan menambahkan 0,6 mol NaOH kedalam 1000 gr air.
Konsentrasi molal larutan :
m = atau m = X

c. Normalitas ( N)
Analog dengan molaritas, normalitas didefinisikan sebagai jumlah ekuivalen zat terlarut. Satuannya normalitas dengan lambang N.
ü Bobot ekuivalen adalah bagian bobot molekul yang dengan satu satuan tertentu reaksi kimia.
ü Gram ekuivalen adalah bagian yang sama daripada satu mol
N = atau N =

Dalam volume berlaku juga : N1.V1=N2.V2
Fraksi mol (X)
Perbandingan jumlah mol zat tersebut terhadap jumlah mol total dalam larutan. Untuk larutan yang mengandung X mol A, y mol B dan z mol C, maka fraksi mol A adalah
XA =
Jadi X =

Titrasi
Untuk menentukan konsentrasi satu larutan, dengan konsentrasi dan volume yang diket ahui dapat direaksikan dengan larutan yang akan ditentukan konsentrasinya sampai perbandingan molnya tepat seperti yan diperlukan dalam persamaan kimia yang seimbang prosedur ini disebut titrasi
Indicator digunakan untuk memberitahukan kapan titrasi harus dihentikan. Biasanya indicator ialah suatu senyawa yang mempunyai satu warna (tidak berwarna ) dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna lain dalam larutan yang bersifat basa.
Ø Pengenceran suatu larutan berarti penamabahan pelarut kedalam suatu larutan ( jumlah mol zat terlarut tetap, tetapi jumlah pelarut berubah ) pengenceran menyebabkan konsentrasi larutan semakin kecil. Perubahan molaritas dapat dihitung dengan :
V1 .M1 = V2.M2
Pada perubahan di Normalitas dapat dihitung dengan :
V1 .N1 = V2.N2
V1N1 = keadaan sebelum pengenceran
V2N2 = keadaan sesudah pengenceran
Selain pengenceran, perubahan konsentrasi dapat terjadi karena beberapa larutan yang sejenis dicampurkan. Konsentrasi seperti ini dapat dihitung :
V camp N camp = V1N1 + V2N2+ V3 N3 +……..dan seterusnya

Persen (%)
Banyaknya zat terlarut dalam 100 gr per 100 ml terlarut dalam suatu reaksi . macam-macam persen :
§ % berat menyatakan berat (gr) zat terlarut dalam 100 gr larutan.
§ % volume menyatakan jumlah (ml) zat terlarut dalam setiap 100 ml larutan.
persen menyatakan bagian perseratus, baik persen massa maupun persen volume. Sedangkan komponen yang kadarnya sangat kecil dapat dinyatakan dalam bagian per juta (Bpj) / parts per million (ppm) atau part per bilyun (ppb)/bagian per biliun (bpb)
ppm = 1 bagian dalam 106 bagian larutan
1 ppm = massa/ volume
Ø Sifat-sifat pelarut air
Umummnya reaksi –reaksi yang digunakan dalam pereaksian kimia berlangsung dalam larutan air. Molekul air tersusun atas 1 atom O dan 2 atom H. kerapatan air mencapai harga tertinggi pada suhu 3,96 oC
Ø Sifat-sifat zat terlarut
Sewaktu pelarutan tarikan diantara partikel dalam fase asalnya terpecah dan digantikan dngan zat terlarut, larutan mempunyai komponen dalam proporsi tertentu dan tidak dapat digunakan dinyatakan dengan rumus kimia.


III. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
NO
NAMA ALAT
UKURAN
JUMLAH
1
Labu takar
1000 ml
1
500 ml
1
250 ml
1
100 ml
1
50 ml
1
25 ml
1
2
Gelas piala (beaker gelas)
250 ml
3
3
Gelas arloji
sedang
3
4
Batang pengaduk kaca
sedang
2
5
Pipet tetes
Panjang
5

Bahan yang digunakan
NO
NAMA BAHAN
KONSENTRASI
JUMLAH
1
NaOH padatan
1 M
20 gr
2
KI padatan
0,5 M
41,5 gr
3
Larutan HCL pekat
12 M
16,67 ml
4
KSCN padatan
1 M
4,85 gr
5
FeCl3 padatan
1 M
8,05 gr
6
Pb(NO3)2
0,5 M
41,375 gr
7
Pb(CH3COO)2
0,1 M
3,25 gr
8
CuSO4. 5H2O
0,1 M
2,49 gr
9
NaCl
0,16M
900 gr
10
Asam asetat glacial

5,5 ml

IV. Cara Kerja

1. Pelarutan zat terlarut murni

ü Membuat larutan NaOH 1 M sebanyak 500 ml

Siapkan Alat dan bahan

Dibuat larutan NaOH 1 M sebanyak 500 ml
mol NaOH = 500 ml x 1 mmol/ml
= 500 mmol = 0,5 mol
massa NaOH = 0,5 mol x 40 gr/mol
= 20 gr






NaOH 20 gr


+
Aquades 300 ml


+ Aquades <200ml ki =" 500" ml =" 250" mmol =" 0,25" ki =" 0,25" mol =" 41,5" 2 =" 250" ml =" 125" mmol =" 0,125" 2 =" 0,125" mol =" 41,375" 2 =" 100" ml =" 10" mmol =" 0,01" 2=" 0,01" mol =" 3,25" 5h2o =" 100" ml =" 10" mmol =" 0,01" 5h2o =" 0,01" mol =" 2,49" kscn =" 50" ml =" 50" mmol =" 0,05" kscn =" 0,05" mol =" 4,85" fecl3 =" 50" ml =" 50" mmol =" 0,05" kscn =" 0,05" mol =" 8,05" m =" mol" 1 =" 12" m1 =" V2.M2" v112m =" 100.2M" v1 =" 16,67" naoh =" 500" ml =" 500" mmol =" 0,5" naoh =" 0,5" mol =" 20" ki =" 500" ml =" 250" mmol =" 0,25" ki =" 0,25" mol =" 41,5" 2 =" 250" ml =" 125" mmol =" 0,125" 2 =" 0,125" mol =" 41,375" 2 =" 100" ml =" 10" mmol =" 0,01" 2=" 0,01" mol =" 3,25" 5h2o =" 100" ml =" 10" mmol =" 0,01" 5h2o =" 0,01" mol =" 2,49" kscn =" 50" ml =" 50" mmol =" 0,05" kscn =" 0,05" mol =" 4,85" fecl3 =" 50" ml =" 50" mmol =" 0,05" kscn =" 0,05" mol =" 8,05" m =" mol" 1 =" 12" m1 =" V2.M2" v112m =" 100.2M" v1 =" 16,67" jarak =" -Merah" hitam =" ="" biru =" ="" koefisien =" perbandingan" endapan =" 0,5" endapan =" 0,6" endapan =" 0,8" endapan =" 0,8" endapan =" 1,4" endapan =" 1,4" d1 =" c2" c =" Konsentrasi" d =" Tinggi" ki =" M.V" 5 =" 4" 2 =" 3" 5 =" 1,5" ki =" 8" 5 =" 4" 2 =" 4" 5 =" 2" h =" HB" ha =" (">

Tidak ada komentar: